TUGAS MUTU KELOMPOK :
KOKO BERFIANOMO (22.44.08.140)
YUDI ARIFIANSYAH (22.44.08.010)
FAJAR SIDIK (22.44.08.106)
EMTIANUS (22.44.08.121)
Manajemen mutu merupakan sebuah filsafat dan budaya organisasi yang menekankan kepada
upaya menciptakan mutu yang konstan melalui setiap aspek dalam kegiatan organisasi. Manajemen
mutu membutuhkan pemahaman mengenai sifat mutu dan sifat sistem mutu serta komitmen manajemen
untuk bekerja dalm berbagai cara. Manajemen mutu sangat memerlukan figure pemimpin yang mampu
memotivasi agar seluruh anggota dalam organisai dapat memberikan konstribusi semaksimal mungkin
kepada organisasi. Hal tersebut dapat dibangkitkan melalui pemahaman dan penjiwaan secara sadar
bahwa mutu suatu produk atau jasa tidak hanya menjadi tanggung jawab pimpinan, tetapi menjadi
tanggung jawab seluruh anggota dalam organisasi.
Pengertian Mutu
Dugaan dan penafsiran yang sering timbul bahwa "mutu" diartikan sebagai sesuatu yang :
- Unggul dan bermutu tinggi
- Mahal harganya
- Kelas, tingkat atau bernilai tinggi
Dugaan dan penafsiran tersebut di atas kurang tepat untuk dijadikan dasar dalam menganalisa dan menilai
mutu suatu produk atau pelayanan. Tidak jauh berbeda dengan kebiasan mendefinisikan "mutu" dengan
cara membandingkan satu produk dengan produklainnya. Misalnya jam tangan Seiko lebih baik dari jam
tangan Alba.
Kedua pengertian mutu tersebut pada dasarnya mengartikan tingkat keseragaman yang dapat diramalkan
dan diandalkan, disesuaikan dengan kebutuhan serta dapat diterima oleh pelanggan (custumer).
Secara singkat mutu dapat diartikan: kesesuaian penggunaan atau kesesuaian tujuan atau kepuasan
pelanggan atau pemenuhan terhadap persyaratan.
Mutu Harus Berfokus pada Kebutuhan Pelanggan
Prinsip mutu, yaitu memenuhi kepuasan pelanggan (customer satisfaction). Dalam manajemen mutu,
pelanggan dibedakan menjadi dua, yaitu:
- Pelanggan internal (di dalam organisasi)
- Pelanggan eksternak (di luar organisasi)
Pada pengertian manajemen tradisional, yang dimaksud pelanggan adalah pelanggan eksternal (di luar
organisasi). Mengapa pelanggan internal menjadi perhatian manajemen mutu? Jawabnya, adalah apabila
pribadi yang ada di dalam organisasi tersebut dilayani dengan baik, otomatis mereka akan melayani
pelanggan eksternal secara baik pula.
Organisasi dikatakan bermutu apabila kebutuhan pelanggan bisa dipenuhi dengan baik. Dalam arti bahwa
pelanggan internal, missal guru, selalu mendapat pelayanan yang memuaskan dari petugas TU, Kepala
Sekolah selalu puas terhadap hasil kerja guru dan guru selalu menanggapi keinginan siswa.
PRINSIP-PRINSIP MANAJEMEN MUTU
Manajemen mutu adalah aspek dari seluruh fungsi manajemen yang menetapkan dan melaksanakan
kebijakan mutu. Pencapaian mutu yang diinginkan memerlukan kesepakatan dan partisipasi seluruh
anggota organisasi, sedangkan tanggung jawab manajemen mutu ada pada pimpinan puncak. Untuk
melaksanakan manajemen mutu dengan baik dan menuju keberhasilan, diperlukan prinsip-prinsip dasar
yang kuat. Prinsip dasar manajemen mutu terdiri dari 8 butir, sebagai berikut:
1.
Setiap orang memiliki pelanggan
2.
Setiap orang bekerja dalam sebuah sistem
3.
Semua sistem menunjukkan variasi
4.
Mutu bukan pengeluaran biaya tetapi investasi
5.
Peningkatan mutu harus dilakukan sesuai perencanaan
6.
Peningkatan mutu harus menjadi pandangan hidup
7.
Manajemen berdasarkan fakta dan data
8.
Fokus pengendalian (control) pada proses, bukan hanya pada hasil out put
DEFINISI STANDAR
Standar didefinisikan sebagai : Suatu dokumen tertulis, yang naskah utamanya berisi ketentuan-ketentuan
yang menunjukkan persyaratan yang perlu ditaati, dan secara umum tidak bertentangan dengan standar
atau kode lain, atau bila diadopsi menjadi ketentuan
Definisi Nilai
Perkataan “nilai” dapat ditafsirkan sebagai ” makna” atau “arti” (worth) sesuatu barang/benda. Hal ini
mempunyai pengertian bahwa sesuatu barang/benda akan mempunyai nilai bagi seseorang jika barang/
benda tersebut memberi makna atau arti bagi seseorang tersebut.a
•
Keyakinan yang bertahan bahwa cara bertingkah laku tertentu atau keberadaan tertentu lebih baik
daripada yang lainnya.
•
Prinsip, standar atau mutu yang dianggap berfaedah atau yang diinginkan sekali.
Nilai biasanya mendorong tingkah laku dan berkaitan langsung dengan kepuasan atau pemenuhan hidup
atau kerja.
Pengertian Kepuasan Pelanggan
Kepuasan pelanggan sebagai evaluasi secara sadar atau penilaian kognitif menyangkut apakah kinerja
produk relatif bagus atau jelek atau apakah produk bersangkutan cocok atau tidak cocok dengan tujuan/
pemakaiannya. Pengertian secara umum Kepuasan Pelanggan adalah hasil yang dirasakan oleh pembeli
yang mengalami kinerja sebuah perusahaan yang sesuai dengan harapannya. Pelanggan merasa puas
kalau harapan mereka terpenuhi, dan merasa amat gembira kalau harapan mereka terlampaui. Pelanggan
yang puas cenderung tetap loyal lebih lama, membeli lebih banyak, kurang peka terhadap perubahan
harga dan pembicaraannya menguntungkan perusahaan. Dalam rangka menciptakan kepuasan pelanggan,
produk yang ditawarkan organisasi/perusahaan harus berkualitas. Kualitas mencerminkan semua dimensi
penawaran produk yang menghasilkan manfaat (benefits) bagi pelanggan.
Zero Defect
Produk tanpa cacat (zero defects) adalah kondisi ideal yang selalu didambakan, baik oleh pembuat barang
(produk dan atau jasa) maupun pelanggan atau konsumen yang memakainya. Bagi perusahaan pabrikan,
dengan zero defects maka waste(pemborosan) dapat ditekan. Masih ingat bukan?, bahwa salah satu
jenis mudaadalah barang atau produk cacat (defect). Sedangkan keuntungan bagi konsumen jelas. Produk
(apalagi yang baru dibeli/baru) sangat menjengkelkan apabila ditemukan kerusakan yang mengakibatkan
tampilan ataupun performa menjadi tidak maksimal.
Intinya, cacat kualitas mempunyai efek biaya (cost) besar yang berhubungan dengannya. Di samping
reputasi perusahaan atau merek (brand) akan turun, waktu, dan uang yang terbuang sia-sia. Di sisi lain
progam mengurangi atau bahkan menghilangkan defect membutuhkan effort besar berupa waktu dan
biaya yang tidak sedikit. Pertanyaan yang kemudian muncul: “Apakah mungkin semuaoutput produk
berkualitas sempurna, tanpa cacat atau zero defects?.
Ungkapan “zero defects” and “right first time” dipromosikan pertama kali oleh seorang tokoh manajemen
kualitas Philip Crosby, awal tahun 1970-an. Zero defectsPhilip Crosby bukanlah berarti melakukan
dengan sempurna dan tanpa kesalahan. Merupakan hal yang sungguh sangat sulit atau bahkan mustahil
dilakukan khususnya pada industri manufaktur dengan ratusan proses dan dengan ribuanparts atau
komponen. Crosby mau menekankan bahwa tidak bisa diijinkan sejumlah kesalahan dibangun pada suatu
produk atau proses dan mau mengubah perspektif orang.
ISO 9001 merupakan standar internasional di bidang sistem manajemen mutu. Suatu lembaga/organisasi
yang telah mendapatkan akreditasi (pengakuan dari pihak lain yang independen) ISO tersebut, dapat
dikatakan telah memenuhi persyaratan internasional dalam hal manajemen penjaminan mutu produk/jasa
yang dihasilkannya.
OHSAS 18000Top of Form
Kegiatan ekonomi dan produktivitas, selain berdampak pada lingkungan, pada gilirannya akan
berdampak pada personil-personil dalam dan/atau luar organisasi tergantung luasnya pengaruh
kerusakan lingkungan yang terjadi.
Sejak tahun 1950, Organisasi Buruh Internasional (International Labour Organization,
ILO) dan Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization, WHO) telah berbagi
definisi mengenai kesehatan kerja. Dalam revisi terakhir tahun 1995, definisi dari kesehatan
kerja (occupational health) adalah, "Occupational health should aim at: the promotion and
maintenance of the highest degree of physical, mental and social well-being of workers in all
occupations; the prevention amongst workers of departures from health caused by their working
conditions; the protection of workers in their employment from risks resulting from factors
adverse to health; the placing and maintenance of the worker in an occupational environment
adapted to his physiological and psychological capabilities; and, to summarize, the adaptation
of work to man and of each man to his job." Standar OHSAS 18000 merupakan spesifikasi dari
sistem manajemen kesehatan dan keselamatan kerja internasional untuk membantu organisasi
mengendalikan resiko terhadap kesehatan dan keselamatan personilnya.
Standar ini diterbitkan oleh komite teknis yang terdiri dari badan standardisasi nasional,
lembaga sertifikasi dan para konsultan, diantaranya adalah: National Standards Authority of
Ireland, Standards Australia, South African Bureau of Standards, British Standards Institution,
Bureau Veritas Quality International, Det Norske Veritas, Lloyds Register Quality Assurance,
National Quality Assurance, SFS Certification, SGS Yarsley International Certification Services,
dan lain sebagainya.
Spesifikasi dan persyaratan diatur dalam OHSAS 18001 dan pedomannya diberikan pada
OHSAS 18002. Revisi terakhir adalah tahun 2007. Standar ini juga kompatibel dengan ISO 9000
dan ISO 14000. Umumnya, ke-3 standar ini diaplikasikan sebagai integrated system.
Bottom of Form
Siklus Deming
PDCA,
Kerjakan, Cek, Tindak lanjuti), adalah suatu proses pemecahan masalah empat langkah iteratif
yang umum digunakan dalam pengendalian kualitas. Metode ini dipopulerkan oleh W. Edwards
singkatan bahasa
Inggris dari
"Plan, Do, Check, Act"
(Indonesia:Rencanakan,
Deming, yang sering dianggap sebagai bapak pengendalian kualitas modern sehingga sering
juga disebut dengan siklus Deming. Deming sendiri selalu merujuk metode ini sebagai siklus
Shewhart, dari nama Walter A. Shewhart, yang sering dianggap sebagai bapak pengendalian
kualitas statistis. Belakangan, Deming memodifikasi PDCA menjadi PDSA ("Plan, Do, Study,
Act") untuk lebih menggambarkan rekomendasinya.
Siklus PDCA atau Plan – Do – Check – Action dipopulerkan oleh W Edwards Deming
(14 Oktober 1900 – 20 Desember 1993) seorang Professor, Pengarang Buku, Pengajar dan
Konsultan. Ia dianggap sebagai bapak pengendalian kualitas modern sehingga siklus ini sering
disebut juga dengan siklus Deming. Siklus PDCA atau Siklus ‘Rencanakan – Kerjakan – Cek
– Tindaklanjuti adalah suatu proses pemecahan masalah empat langkah yang umum digunakan
dalam pengendalian kualitas.
Deming yang merupakan pencetus dari siklus PDCA ini mengatakan bahwa jika
organisasi ingin menghasilkan mutu dari produk atau jasa yang akan dihasilkan, maka roda
siklus PDCA harus berputar. Artinya, proses Plan Do Check Action harus dijalankan. Pekerjaan
harus direncanakan. Rencana yang telah dibuat harus dijalankan. Pelaksanaan pekerjaan
dimonitoring, diukur atau dinilai. Hasil penilaian dilakukan analisis, hasil analisis digunakan
untuk merencanakan pengembangan berikutnya. Demikian seterusnya sehingga siklus PDCA
berjalan dan organisasi akan selalu mampu memenuhi standar mutu dan berkembang secara
berkelanjutan.
Siklus PDCA dapat diibaratkan seperti sebuah bola yang harus di dorong naik menuju ke
arah tujuan yang telah ditetapkan yang letaknya di atas. Untuk itu diperlukan upaya dan tenaga
yang tidak sedikit untuk mencapai tujuan tersebut. Tanpa upaya, mustahil bola siklus PDCA
tersebut akan mencapai tujuannya. Hal ini menunjukkan bahwa untuk mencapai mutu tertentu
itu harus diupayakan, diusahakan dan di dukung oleh semua pihak yang berkepentingan. Mutu
yang baik tidak mungkin datang dengan sendirinya. Namun dalam upaya mendorong bola siklus
PDCA tersebut ke atas, selain diperlukan upaya dan tekad untuk mendorongnya sampai di atas
juga diperlukan alat untuk mengganjal agar bola siklus PDCA ini tidak turun ke bawah tetapi
bisa di tahan pada level tertentu. Alat untuk mengganjal hal tersebut adalah standar. Jika target
pada level tertentu sudah tercapai maka bola siklus PDCA ini bisa di dorong lagi lebih ke atas.
Demikian seterusnya sampai bola siklus PDCA ini mencapai tujuan.
4.bp.blogspot.com
Siklus PDCA
Plan (Perencanaan)
Dalam tahapan siklus PDCA ini tujuannya adalah untuk mengidentifikasi dan menganalisa
masalah. Tentukanlah masalahnya. Identifikasi dengan tepat. Beberapa management tools yang
bisa digunakan dalam tahap ini antara lain Drill Down, Cause & Effect Diagrams dan The 5
Whys
Do (Kerjakan)
Mengembangkan dan menguji beberapa solusi yang potensial. Fase ini melibatkan beberapa
kegiatan:
1. Menghasilkan solusi yang mungkin
2. Memilih yang terbaik dari solusi tersebut, bisa dengan menggunakan Impact Analysis
3. Menerapkan atau menguji solusi yang di dapat pada skala kecil atau group kecil atau pada area
yang terbatas.
PENTING: Dalam siklus PDCA, Do bukanlah menjalankan proses tetapi melakukan uji coba
atau test. Proses dijalankan pada tahap Act.
Check (Cek)
Mengukur tingkat efektifitas hasil uji test solusi yang dikerjakan dan menganalisa apakah hal
itu bisa diterapkan dengan cara lain. Pada tahap ini kita mengukur seberapa efektif percobaan
yang telah dilakukan pada tahap siklus PDCA sebelumnya yaitu: Do. Selain itu, tahapan ini juga
menarik pembelajaran sebanyak mungkin sehingga nantinya bisa dihasilkan hasil yang lebih
baik.
Dalam tahapan siklus PDCA Do dan Check – dengan melihat skala dan area perbaikan yang
akan dilakukan – kita dapat mengulangi tahapan ini sebelum ke tahapan berikutnya jika dirasa
perlu. Jika hasilnya sudah memuaskan barulah kita dapat menuju ke tahap siklus PDCA
berikutnya yaitu: Act
Act (Tindaklanjuti)
Menindaklanjuti hasil untuk membuat perbaikan yang diperlukan. Ini berarti juga meninjau
seluruh langkah dan memodifikasi proses untuk memperbaikinya sebelum implementasi
berikutnya. Jika tahapan ini sudah selesai dan kita sudah sampai di tahapan berikutnya yang
lebih baik, kita bisa mengulang proses ini dari awal kembali untuk mencapai tahapan yang lebih
tinggi.
Siklus PDCA memberikan kita tahapan proses pemecahan masalah yang terukur dan akurat.
Siklus PDCA ini efektif untuk:
1. membantu penerapan Kaizen atau Proses Perbaikan Terus Menerus. Ketika siklus PDCA
ini diulangi kembali ia akan membuka kemungkinan untuk menemukan area baru yang perlu
ditingkatkan.
2. Mengindentifikasi solusi solusi baru untuk meningkatkan proses berulang secara signifikan.
3. Membuka cakrawala yang lebih luas akan solusi masalah yang ada, mengujinya dan
meningkatkan hasilnya dalam proses yang terkontrol sebelum diimplementasikan secara luas.
4. Menghindari pemborosan sumber daya secara luas.
Quality of Service
(disingkat menjadi QoS) merupakan mekanisme jaringan yang memungkinkan aplikasi-aplikasi
atau layanan dapat beroperasi sesuai dengan yang diharapkan.
Kinerja jaringan komputer dapat bervariasi akibat beberapa masalah, seperti halnya
masalah bandwidth, latency dan jitter, yang dapat membuat efek yang cukup besar bagi banyak
aplikasi. Sebagai contoh, komunikasi suara (seperti VoIP atau IP Telephony) serta video
streaming dapat membuat pengguna frustrasi ketika paket data aplikasi tersebut dialirkan di atas
jaringan dengan bandwidthyang tidak cukup, dengan latency yang tidak dapat diprediksi, atau
jitter yang berlebih. Fitur Quality of Service (QoS) ini dapat menjadikan bandwidth, latency,
dan jitter dapat diprediksi dan dicocokkan dengan kebutuhan aplikasi yang digunakan di dalam
jaringan tersebut yang ada.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar